ceptian.blog

butir pelajaran dalam perjalanan.

Tak Perlu Cepat, Yang Penting Selamat

Belakangan ini saya agak sering ketemu beberapa pengusaha buat bahas tentang daya tahan sebuah bisnis dalam masa pandemi. Walaupun topik ini sudah pernah ramai ditahun 2020 lalu, sekarang muncul lagi karena ada aturan PPKM. Topiknya jadi hangat lagi untuk diangkat.

Banyak faktor yang bisa membuat sebuah bisnis bertahan saat pandemi. Tapi salah satu faktor yang saya patut garis bawahi adalah, bisnis yang bisa bertahan dalam keadaan yang sangat unpredictable seperti sekarang adalah bisnis yang tidak memiliki hutang dan riba. Saya 100% sangat setuju. Sangat relate dengan saya.

Jamise syari itu sekarang berusia hampir 3 tahun. Ditahun keduanya, yaitu 2020 kemarin Alhamdulillah kami bisa melewati masa pandemi awal dengan baik. Bahkan growth. Masya Allah. Bukan karena saya sakti, hebat atau kebal kerugian. Saya nilai team kami sangat hebat, tapi semua terus belajar di dalam perusahaan. Gak ada yang beneran pinter. Tapi saya sangat percaya, penyumbang kelancaran kami salah satunya adalah bahwa kami tidak memiliki hutang, apalagi Riba.

Mungkin teman-teman yang juga punya bisnis, dan memiliki prinsip begitu akan merasakan hal yang sama. Alhamdulillah. Bahkan di masa PPKM ini walaupun iya, terjadi sedikit penurunan revenue. Itu tidak jadi masalah besar. Bener gak? Ini terjadi dalam perusahaan saya, kami bisa terus berkembang hingga dalam perjalanan ke tahun ketiga ini.

Bagi saya, berkembang tidak harus selalu diukur dari revenue. Bisa dari jumlah produksi, bisa dari jumlah team, bisa juga dari bertambah baiknya organisasi dan managemen. Parameternya bisa banyak. Saya sangat bersyukur kami sudah berjalan sejauh ini.

Sedikit cerita, bulan lalu Jamise syari ditawari oleh salah satu venture capital di Indonesia dengan tawaran pendanaan up to 20M. Saya sih bangga aja karena Jamise udah mulai dilirik. Tapi sisi lain, saya tetap siaga. Setelah mempelajari tawaran, model kerja-sama, dan kemungkinan akad yang akan berlangsung, saya akhirnya putuskan untuk tidak. Lho kok?

Memang akadnya bukan utang, tapi investasi. Tapi ada beberapa faktor lain yang jujur saya kurang srek. Mungkin kesempatan lain saya cerita lengkapnya. Yang pasti, saya tidak mau usaha saya dalam menjadikan bisnis sebagai jalan saya untuk semakin taat, juga usaha saya dalam membuat bisnis ini berkah menjadi terhambat bahkan terancam hilang.

Tapi kan jadi cepet grow? Tapi kan jadi cepet kaya? Cepet cepet cepet. Emang mau kemana? Hehe. Prinsip saya, cepat itu anugerah. Tapi, itu bukan tujuan utama. Utamanya adalah selamat. Kalau cepat tapi celaka kan buat apa. Perkembangan Jamise saya nilai sudah cepat, walaupun mungkin ada yang lebih cepat. But that’s not the point.

Bagi saya, menikmati proses dengan ketenangan lahir batin itu rezeki yang sangat besar. Saya tidak lagi terganggu dengan perbandingan siapa yang lebih cepat, lebih besar, lebih ini dan itu. Bisnis juga bukan sekedar untung-rugi, tapi bernilai ibadah. Dan ini terbukti ketika kami menghadapi tantangan seperti sekarang ini. Kami tetap leluasa bergerak dan tumbuh tanpa banyak tekanan. Masya Allah.

Pesan saya juga buat temen-temen yang selalu terdorong ingin selalu cepat, atau selalu merasa ketinggalan: Nikmati prosesnya, tanpa harus membandingkan, tanpa harus ingin cepat sampai. Bisnis atau usaha yang sudah bisa bertahan saat sekarang ini adalah anugerah dan rezeki Allah yang patut disyukuri. 

Posted in

Leave a comment