Mumpung lagi rebahan di rumah ortu sambil recharge, mau sharing-sharing dikit boleh kali yaak. Biar gak disangka ilang ditelan bumi.
Jadi sekitar minggu lalu saya dan team melakukan pemotretan untuk produk baru @jamise.syari yang kita kasih nama The New Floria Series. Jujur sebenernya udah capek harus motret sendiri. Bayangin, dari awal Jamise berdiri, urusan . produk masih dihandle sendiri. Ini gak bagus, jgn dicontoh.
Hemat sih iya, tapi harusnya business owner jgn terlalu terlibat di teknis yg harusnya udah bisa didelegasiin. Belum lagi urusannya banyak. Plus minus sih sebenernya. Ceritanya panjang ding. Bukan mau bahas ini juga sih. Hhehe
Yg mau dibahas adalah, karena kemarin videografer gak bisa bantu untuk shooting video, jadi dengan terpaksa series baru ini bakalan launching tanpa video. Padahal tiap Jamise mau launching udah jadi kewajiban harus ada video teaser. Lho kok gak sama masnya aja? Iya kan udah chape. Motret aja udah males, apalagi video. #ngegas
Tapi tapi tapi, pas waktu sewa studio udah mau abis, sy mikir. Gak mau dong produk ini tampak standar aja. Masa foto doang, udah mah fotonya biasa aja. Karena udah males tea. Padahal dari awal sy udah komit, (bukan komat kamit) untuk bikin setiap produk Jamise itu booming dari awal launching. Kalo gini, mana bisa?
Jadi saya mikir, karena sekarang lagi musim tiktok, dan kayaknya bikin videonya efortless, kayaknya bisa deh. Udah gitu langsung sy arahin model buat bikin gerakan2 simpel buat video tiktok. Untung sering liat video tiktok orang, jadi ada referensi.
Yang belum liat videonya silakan klik postingan diatas. Ini efortless banget dan bisa gantiin video teaser yg biasa kita bikin. Gak paham ternyata setelah diupload, responnya luar biasa. Bahkan bisa lebih dari video2 Jamise yg lain. Insightnya bisa cek gambar dibawah ya.

Itu insight post video tiktok yg gak saya iklanin sama sekali. Lumayan kan?
Kesimpulannya sih, menurut sy dalam masalah konten kita tetep harus berorientasi pada market. Karena market jamise syari adalah anak muda, menggunakan tiktok masih relevan.
kita harus memperhatikan need, will dan fear konsumen itu apa. Kalo konsumen kita membutuhkan inspirasi cara tampil syari dengan cantik, show them how. Kalo mereka menginginkan produk syari yang bagus tapi terjangkau, show them the product. Kalo mereka takut gak pede tampil syari, empowering mereka melalui konten. Contoh kecilnya seperti itu.
Agar maksimal, jangan lupa gunakan data sebagai landasan keputusan kita dalam membangun konten atau produk sekalipun. Datanya dari mana? Bisa kita dapat dari interaksi dengan audien, dengarkan apa yang mereka inginkan, bisa dengan fitur sosmed seperti voting, QnA, post insight atau data dari hasil iklan.
Yang lainnya adalah tingkatkan sisi kualitas visual konten. Entah itu dari foto, video, editing grafis, dll. Seenggaknya toko kita, lapak kita itu tampak oke dan trusted dimata audien. Yang terakhir, percepat traffic dengan cara iklan atau endorse. Gak mau khaan, toko bagus tapi sepi pendatang.

Leave a comment